Sumpeno, A. (2016) Al-Wasilah dan Syirkubillah dalam Al-Qur’an menurut Penafsiran Bahaudding Al-Naqsabandi. Yameka, Jakarta. ISBN 978-979-1302-4
Text
3.BUKU BAHAUDDIN.pdf Download (3MB) |
Abstract
Al-Wasilah disepakati ulama akan keharusan setiap mu’min mencapainya demi mencapai hidup bahagia. Namun mereka berselisih faham tentang penafsiran maknanya. Menurut ahli syari’at, al-Wasilah dalam ayat itu adalah al-Amal Salehah bukan al-Ulamau al-Sufiyynan wa Salehuna. Misalnya, syahadat, salat, zakat puasa dan haji bagi yang dilandasi Tauhidullah. Sementara menurut Bahauddin al-Naqsabandi sebagai ahli tariqat, bukan hanya ‘amal salehah melainkan juga person suci dan saleh seperti malaikat, Rasulullah, dan ulama dari kalamangan para gurunya. Silang pendapat ini memunculkan truth claim (mengaku paling benar) di kalangan kaum muslimin. Menurut ahli syariat, dzikir dan berdoa dengan ber-tawassul kepada malaikat, Rasulullah dan para ulama Tariqat yang telah wafat seperti diajarkan dan dipraktikkan Bahauddin al-Naqsabandi sama dengan praktik ibadah Musyrikin era jahiliyah yang harus diberantas. Bersamaan dengan itu, banyak kaum muslimin yang tidak mengeri mengapa Bahauddin al-Naqsabandi ber-tawassul dalam berdo’a dan berdzikrullah kepada malaikat dan rasulullah serta para ulama ahli tariqat? Tulisan ini akan mencoba memberikan jawabannya. Tujuannya agar tercipta pengetahuan dan saling pengertian.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Depositing User: | Dr A. Sumpeno |
Date Deposited: | 11 Nov 2020 00:37 |
Last Modified: | 11 Nov 2020 00:37 |
URI: | http://repositori.iain-bone.ac.id/id/eprint/68 |
Actions (login required)
View Item |