Muhammad Ibn ‘Abdullah Tokoh Gender (Kasus pada Pembagian Waris dan Pernikahan)

Sumpeno, A. (2016) Muhammad Ibn ‘Abdullah Tokoh Gender (Kasus pada Pembagian Waris dan Pernikahan). An-Nisa, IX (1). pp. 63-82. ISSN 1979-2751

[img] Text
14JURNAL NASIONAL GENDER.pdf

Download (9MB)

Abstract

Pada masa jahiliyah, lelaki lebih memiliki siperioritas dibanding perempuan dalam dinamika sosial, ekonomi dan politik. Wanita disamakan dengan harta benda. Ia dapat diperjualbelikan dan diwariskan. Seorang suami dapat mewariskan isterinya untuk dinikahi puteranya. Lelaki dapat menikahi empat orang lebih. Lelaki mendapatkan warisan sedangka wanita, tidak. Melalui konsep gender, Muhammad Ibn Abdillah pada masa Islam dapat menghapuskan tradisi Jahiliyah di atas. Anak wanita yang tidak mendapatkan warisan, menjadi mendapatkannya meskipun haya ½ dari lelaki. Kekuasaan seorang lelaki untuk menikahi wanita dibatasi hanya hingga dapat menikahi 4 wanita. Muhammad Ibn Abdullah telah sukses membatasi superioritas lelaki atas wanita. Jadi, dia adalah tokoh gender.

Item Type: Article
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Depositing User: Dr A. Sumpeno
Date Deposited: 11 Nov 2020 00:30
Last Modified: 11 Nov 2020 00:30
URI: http://repositori.iain-bone.ac.id/id/eprint/80

Actions (login required)

View Item View Item